About me


Halo guys namaku Avivah, gausah mikir panggilannya siapa karna nama sesingkat itu gak ribet buat nama panggilannya wkwk.


Aku tiga bersaudara, terdiri 1 kakak laki-laki dan 1 saudara kembar, Alivah namanya. Aku dan kembaranku sangat mirip, sebenrnya sih gak mirip-mirip banget. Cuma kalau ketemu first impressnya mirip banget, sampe-sampe susah buat dibedain. Bahkan temen-temen juga sering nyuruh buat tukar kelas, biar beda pengalaman katanya wkwk. Dulu waktu TK kami berdua jadi temen sekelas. Karna dia lebih pintar dan gesit dari aku. Jadi aku sering minta dia buat bantu nyelesein tugasku, terus dia justru lebih milih buat bantu temen-temen yang lain dibanding aku. Kata dia gini, kamu harus bisa nyelesein itu sendiri av, aku aja nyelesein itu sendiri bisa. masa kamu gak bisa? Nah, gara-gara itu aku jadi unmood sama dia. Stelah lulus, kami masuk SD yang berbeda kelasnya. Pesan guru TK kami begini. Avivah sama Alivah jangan disatuin, soalnya mereka berantem. Its ok, kalau itu memang yang terbaik.Satu dua hari kami benar-benar susah dipisahkan. Sering sekali Livah main kekelasku, begitu juga dengan aku. Namun, lama-kelamaan kami terbiasa. Bahkan aku bisa tertawa hebat tanpanya hahahah. Seiring berjalannya waktu kami pun beranjak dewasa. 

Wajah kami semakin sulit dibedakan.
 Namun, untuk orang-orang yang sudah mengenal kami dengan baik akan sangat mudah membedakan. Karna kami punya beberapa bagian wajah yang berbeda. Aku dan livah pun merasa begitu. Wajah kami beda. Kalo kata orang aku cantik, livah itu manis. Apalagi dagunya maju membuat dia tambah manis dibanding aku wkwk. Saat SMA kami masuk di sekolah menengah atas favorit di kota kami dan terpilih untuk menjadi siswa asrama karna nilai yang telah lulus seleksi. Awal masuk asrama ternyata aku sama livah satu ruangan, hanya beda bilik. Aku di bilik 1t, dia di 2t. Benar saja, kami sering ribut selama di asrama. Entah itu masalah pekerjaan seperti menyuci, menyetrika dan sebagainya. Meski sering bertengkar begitu, aku nggak pernah punya rasa dongkol dengannya. Sosok dewasanya terlihat kalau aku lagi sakit. Sosok kakak yang bener-bener baik hati, yang ikhlas merawat adeknya. Naik kelas dua, dia pindah kamar. Rasanya disitu benar-benar hidup mandiri. Kami tumbuh dengan karakter yang berbeda, dia lebih pendiam dan kalem dibanding aku. Darisitu juga sangat terlihat siapa yang mudah beradaptasi sama yang sulit untuk beradaptasi. Livah benar-benar anak yang kaku, begitu kata teman-temanku.


Berlanjut di kelas 3 SMA. Kami berkomitmen untuk kuliah ditempat dan jurusan yang berbeda. Dia milih kuliah di Jakarta dan aku di Malang. Kami berharap bisa mendapat pengalaman dan ilmu yang berbeda, sehingga bisa kami sharing dan menjadikan itu sebagai pelajaran yang terdapat beribu-ribu hikmah didalamnya. Dari sini juga kami bisa belajar bagaimana rasanya jauh dengan satu sama lain. Yang biasanya ribut, sekarang sudah bisa bilang "Hai liv, i miss you so much". Atau menceritakan kelebihan kota masing-masing. Dari sini kami belajar menjalani sesuatu hal dengan ikhlas, apapun itu. Baik atau buruk sudah Allah atur semuanya. Verily, with every difficulty, there is relief. Allah maha baik, kita tau apa yang kita inginkan. Namun Allah lebih tau apa yang kita butuhkan. Rezeki sudah diatur sesuai porsinya masing-masing, hanya saja waktu yang membedakan.
Sekian perkenalan saya, apabila ada kesalahan datangnya dari saya. Mohon dimaafkan. Terima kasih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar